Tentang Kami
Pesantren Ath Thaariq Garut adalah Lembaga Pendidikan yang bergerak pada pembelajaran siswa bagaimana bisa survive, baik itu dalam masa belajar maupun setelah selesai belajar, difokuskan pada pembelajaran melayani diri sendiri serta alam, adalah bagian yang tidak terpisahkan dalam kurikulum belajar pesantren.
Lebih dari itu belajar bagaimana mengolah pertanian/perkebunan dan peternakan dengan menggunakan sistem Open Pollinated Organic Seed. Seluruh system pengelolaan Open Pollinated Organic Seed berbasiskan pengetahuan dan pemulihan ekologi, yang sangat mempertimbangkan keterjagaan ekosistem sebagai bentuk ketundukan kita kepada alam semesta.
Lebih luas mengandung arti sebuah pendidikan yang berbasis Agro Ekologi yaitu pendidikan yang mengenalkan kepada lingkungan sekitar pada pentingnya menanam tanpa merusak ekosistem, merawat, memanen, dan memasarkan dengan harga yang adil bahkan melakukan penelitian dan menjadi inventor, sehingga kelak siswa akan tumbuh pribadi pribadi yang berpandangan pada penyelamatan dan kepedulian pada manusia, bumi dan masa depan.

Bicara tentang kehidupan, bukan hanya bicara tentang kebutuhan manusia, tetapi juga makhluk lain yang ada di bumi.
Kami mendirikan Pesantren Ath-Thaariq yang memiliki konsep pesantren ekologi. Selain belajar mengaji, para santri juga diajarkan bertani dengan model pertanian ekologi, yakni memelihara berbagai habitat di dalamnya untuk menjaga ekosistem yang saling terkait satu sama lainnya.
“Dalam islam itu tidak hanya cerita soal kebutuhan untuk pangan, tetapi di sisi lain kewajiban untuk menjaga lingkungan, Ada hak binatang lain selain manusia, ada hak lingkungan juga”.
Pesantren ini didirikan pada akhir bulan di tahun 2009 dengan konsep kekeluargaan, Melalui pesantren ini secara nyata menjaga ekologi dengan kajian ilmu agama sebagai pijakannya. Kami bertani menggunakan cara yang kuno dan tradisional, tetapi kami yakini bahwa model pertanian itu adalah model pertanian yang alternatif, model yang menjaga soal lingkungan, soal ekologi, soal hubungan manusia dengan alam.
Setiap hari Minggu para santri diajak untuk bertani, berbagai jenis pangan untuk kebutuhan pangan seluruh anggota keluarga pesantren. Lahan seluas 7500 m2 dimanfaatkan menjadi beberapa zona, yaitu area persawahan, kebun tanaman pangan, peternakan, dan juga pembenihan. Keluarga pesantren mengkonsumsi tanaman pangan sesuai dengan hasil panen yang tersedia, sehingga tidak bergantung pada satu jenis pangan.
Para santri di Ath-Thaariq kini terbiasa mengonsumsi umbi-umbian, pisang, dan pangan selain nasi untuk memenuhi kebutuhan karbohidrat. Selain itu, mereka mengonsumsi sayur-sayuran yang mereka tanam di kebun sendiri. Seluruh hasil pertanian di lahan Pesantren Ath-Thaariq dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan pangan keluarga pesantren.

Jika hasil panen yang berlimpah, baru kemudian dijual untuk menumbuhkan kehidupan perekonomian pesantren. Kami menilai bahwa konsep pertanian seharusnya mengutamakan kebutuhan pangan sendiri terlebih dahulu sebelum kemudian berpikir untuk menjual hasil pertanian tersebut. Pesantren ini akan memenuhi dulu kebutuhan keluarga akan nutrisi, vitaminnya, karbohidratnya, sayurannya. Diamankan dulu, kalau berlebih baru dikeluarkan.
Hampir semua santri Ath-Thaariq berhasil mendapat peringkat kelas yang baik di sekolahnya masing-masing, bahkan ada pula yang mendapat nilai cum laude enanam berbagai jenis tanaman juga memberikan manfaat bagi kualitas lingkungan, tanah menjadi sehat, air menjadi bersih, dan tanaman pun tidak mudah terserang penyakit tanpa perlu menggunakan bahan-bahan kimia. Jika lingkungan sehat, makhluk hidup di dalamnya pun akan hidup dengan baik dan menjalankan perannya masing-masing dalam kehidupan. Itu mengapa kita menyebut pesantren ini sebagai pesantren ekologi, karena mementingkan hidup semua makhluk. Karena kalau salah satu hilang, akan kacau semua.
Saat ini Pesantren Ath Thaariq bersama para santri mengembangkan produk olahan dari hasil panen yang berlebih cabai dan tomat. Pengembangan produk ini sebagai unit bisnis pesantren yang dikelola secara terbuka bersama para santri. Kami juga juga menjual berbagai tanaman obat yang dikeringkan dan berbagai jenis benih tanaman lokal. Selain itu, Pesantren juga membuat perpustakaan benih untuk kebutuhan ilmu pengetahuan.

Bicara tentang kehidupan, bukan hanya bicara tentang kebutuhan manusia, tetapi juga makhluk lain yang ada di bumi.
Kami mendirikan Pesantren Ath-Thaariq yang memiliki konsep pesantren ekologi. Selain belajar mengaji, para santri juga diajarkan bertani dengan model pertanian ekologi, yakni memelihara berbagai habitat di dalamnya untuk menjaga ekosistem yang saling terkait satu sama lainnya.
“Dalam islam itu tidak hanya cerita soal kebutuhan untuk pangan, tetapi di sisi lain kewajiban untuk menjaga lingkungan, Ada hak binatang lain selain manusia, ada hak lingkungan juga”.
Pesantren ini didirikan pada akhir bulan di tahun 2009 dengan konsep kekeluargaan, Melalui pesantren ini secara nyata menjaga ekologi dengan kajian ilmu agama sebagai pijakannya. Kami bertani menggunakan cara yang kuno dan tradisional, tetapi kami yakini bahwa model pertanian itu adalah model pertanian yang alternatif, model yang menjaga soal lingkungan, soal ekologi, soal hubungan manusia dengan alam.
Setiap hari Minggu para santri diajak untuk bertani, berbagai jenis pangan untuk kebutuhan pangan seluruh anggota keluarga pesantren. Lahan seluas 7500 m2 dimanfaatkan menjadi beberapa zona, yaitu area persawahan, kebun tanaman pangan, peternakan, dan juga pembenihan. Keluarga pesantren mengkonsumsi tanaman pangan sesuai dengan hasil panen yang tersedia, sehingga tidak bergantung pada satu jenis pangan.
Para santri di Ath-Thaariq kini terbiasa mengonsumsi umbi-umbian, pisang, dan pangan selain nasi untuk memenuhi kebutuhan karbohidrat. Selain itu, mereka mengonsumsi sayur-sayuran yang mereka tanam di kebun sendiri. Seluruh hasil pertanian di lahan Pesantren Ath-Thaariq dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan pangan keluarga pesantren.

Pada Januari 2022, Pesantren Ekologi Ath Thariq telah dijadikan representatif FAO Indonesia sebagai Model Pertanian Keluarga Berbasis Pemulihan Ekologi atau Agroekologi di Indonesia yang dicanangkan oleh PBB sebagai Dekade Pertanian Keluarga 2018 – 2028.
Pesantren Ekologi Ath Thaariq berdiri pada 2008, mengembangkan Visi Metodologi/Pandangan Keagaamaan ISLAM sebagai agama RAHMATAN LIL ALAMIN yang sangat Feminin, yang mampu membangun Keadilan Sosial, Keadilan Gender dan Keadilan lingkungan. Selama 14 tahun membangun komunitas bersama santri dan tetangga dilingkungan sekitar Pesantren, berjumlah 30 orang, mengelola lahan garapan seluas 10.000m2/1ha di Desa Sukagalih Kecamatan Tarogong Kidul Garut Jawa Barat.
Agroekologi dipraktekkan melalui Kearifan Lokal Orang Sunda dengan sistem Hutan/Leuweung/Kebon Talun.
Untuk mengendalikan sumber daya, dilakukan pemetaan per zonasi, telah terhimpun hampir 22 zonasi yang mampu menghasilkan senilai Rp. 50.000.000 (Lima Puluh Satu Juta Rupiah) per empat bulan, baik pada masa biasa, maupun pada masa krisis Pandemic Covid – 19 sampai dengan saat ini, dengan pasca panen yang produktif, kreatif dan Inovatif. Dari situasi ini Pesantren Ekologi Ath Thaariq mampu memproduksi Ilmu Pengetahuan Berkelanjutan (terbentuknya sistem pertanian, sistem pangan, pemetaan lahan/zonasi, pemulihan ekosistem).
Praktek Sistem Pertanian : Metode Agroekologi dengan 10 elemen, sumberdaya lokal, keanekargaman, ramah lingkungan. Gerakan Sosial : rural livelihoods – penghidupan berkelanjutan, fair food/pangan yang adil, Ecological farming/pertanian berbasis pemulihan ekologi, food sovereignnty – kedaulatan pangan.